Nama saya adalah Sarah Rahmawati, saya sering dipanggil Sarah oleh banyak orang, bahkan ada lagi panggilan lain untuk saya dari teman-teman saya, ada yang biasa memanggil saya Sareuh, Seroh, Ceu, Ndut dan lain sebagainya. Terserah apapun panggilan untuk saya, saya sangat menghargai dan menikmati semua itu, karena dengan itu saya yakin mereka begitu menyayangi saya. Ini adalah sedikit rangkuman kisah saya selama ini,
Setiap hari saya disibukkan dengan kuliah, saya harus bulak-balik Bandung-Jatinangor tiap hari untuk mengejar cita-cita saya demi masa depan, karena Bandung memang tempat tinggalku dan Jatinangor adalah tempat dimana saya harus menjalani kuliah. Keluarga, saudara, teman-teman dan semua sangat mendukung saya untuk ini. Saya selalu ingat dengan sebuah motivasi di suatu majalah yang sempat saya baca, yang selalu memberikan semangat untuk apapun yang akan saya lakukan dalam hidup saya. Apa itu? sebuah motivasi yang sampai saat ini selalu ada di pikiran saya untuk menjalani hidup. Mungkin memang harus seperti itulah hidup, hidup harus ada pilihan, hidup memerlukan tantangan untuk sebuah kesuksesan, hidup adalah sebuah penelitian bagi saya, hidup bukan seperti kisah para penjahat yang harus berpura-pura menutupi tampang sangar di hadapan orang lain agar terlihat kuat dan tegar.
Sebetulnya, sebelumnya saya sangat pesimis akan keberhasilan saya dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang begitu banyak. Bukan berarti saya malas untuk itu, tapi karena uang saku untuk kebutuhan tiap hari dalam satu minggu selalu menipis dan tidak mencukupi untuk pulang pergi menuju kampus dan keperluan tugas-tugas kuliah. Memang orang tua saya saat itu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan saya, dan mereka selalu bilang bahwa untuk biaya kuliah sudah sepenuhnya tanggung jawab mereka. Tapi saya selalu merasa sedih setiap saya meminta uang untuk sekedar ongkos pulang pergi ke tempat kuliah dan untuk bekal saya, ditambah biaya kuliah saya yang tidak bisa dibilang kecil. Tetapi saya tetap berusaha semangat dan akhirnya bisa menyelesaikannya sampai saya wisuda dan mendapat gelar S.Kep. Alhamdulillah!
Semua itu belum selesai, namanya juga hidup, selalu ada saja tantangan. Saya dituntut untuk melanjutkan tugas saya yaitu menjalani profesi. Tentu semua itu butuh biaya, apalagi dalam profesi tidak ditempatkan hanya di satu tempat. Saya harus siap untuk berpindah-pindah tugas.
Akhirnya saya berpikir. Saya sudah terlanjur ada di tengah jalan, selanjutnya saya harus bisa sedikitnya membantu meringankan beban orang tua saya untuk bisa tetap semangat menjalani tugas lanjutan dan menyelesaikannya, juga agar bisa membuat keluarga dan semua bangga dengan keberhasilan saya. Saya mencoba untuk berbisnis kecil-kecilan seperti berjualan pulsa untuk teman-teman saya di tempat saya profesi meskipun hanya mengandalkan teman-teman saja sebagai pembeli, dan juga berbisnis apapun yang menurut saya itu halal dan baik untuk dijalani. Memang, semua yang sudah saya jalani sedikit menambah bekal saya meskipun saya belum merasa puas dengan sedikit keuntungan saya itu dibandingkan dengan bekal satu minggu dari orang tua saya. Tapi saya bersyukur untuk itu, setidaknya saya bangga dengan hasil kerja keras saya sendiri untuk sedikit menambah bekal dari orang tua. Hari demi hari saya lewati tantangan itu, sampai suatu saat saya menemukan suatu bisnis yang menurut saya sangat cocok untuk saya jalani. Suatu bisnis yang sampai sekarang sedang saya jalani, suatu bisnis yang sangat berprospek untuk masa depan, dan suatu bisnis yang keuntungannya terbukti memang bisa menggantikan posisi bekal dari orang tua saya.
Jujur, sekarang saya tidak lagi diberi bekal oleh orang tua saya. Bukan berarti mereka tidak mau memberi dan melepas tanggung jawab mereka karena mereka anggap saya sudah punya penghasilan sendiri, tapi itu atas kemauan saya agar saya bisa lebih melatih tanggung jawab pribadi di masa depan. Tentu, orang tua saya tetap berperan sebagai orang tua saya dulu, mereka tetap akan berjaga-jaga membantu saya khususnya dalam segi materi apabila saya mengalami kesulitan dan jatuh. Tapi Alhadulillah, dengan bisnis ini keuangan saya malah bertambah terasa lebih cepat dari sebelumnya, karena keuntungan didapat bukan dari satu hal yang ditawarkan saja. Dan ini membuat saya lebih semangat untuk menjalani hidup. Sayapun semakin yakin akan keberhasilan saya untuk menyelesaikan tugas profesi saya. Amin!
Intinya, bagi saya hidup adalah pilihan, sesuai dengan sebuah motivasi dalam majalah itu yang telah menyemangati saya selama ini dan belum sempat saya jelaskan di atas, yaitu sebuah motivasi yang mengharuskan kita berpikir untuk memilih jalan hidup seperti seorang pendaki gunung, atau apabila saya simpulkan yaitu diibaratkan bagaikan seseorang dan sebuah gunung. Kira-kira seperti dibawah ini, tetapi sebelumnya saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kesimpulan yang kembali saya publikasikan, karena saya hanya mengandalkan daya ingat saya saja dari majalah itu yang telah lama hilang.
- Mau naik sampai puncak. Yang disebut juga sebagai Climber. Mereka selalu penasaran dengan ketinggian sebuah gunung dan tantangan yang harus dihadapinya untuk menaklukan gunung itu sampai mereka bisa mencapai puncak dan melihat keindahan dunia.
- Hanya ingin berhenti di tengah jalan. Yang bisa disebut juga sebagai Camper. Mereka hanya ingin berkemah ditempat datar dan menikmati keindahan sekitar gunung tanpa penasaran ingin melihat indahnya dunia di puncak gunung. Mereka menikmati keberhasilannya hanya sebatas itu, dan menikmati kenyamanannya.
- Tidak ingin pergi sama sekali. Yang disebut sebagai Quitter. Ini yang lebih parah, mereka ingin melihat keindahan sekitar gunung dan dunia dari puncak gunung, tetapi tidak ingin mengambil resiko untuk melalui jalan menuju gunung tersebut, dan mereka memilih diam. Untuk itu yang dihasilkan hanya angan-angan saja.
Itu yang membuat saya semangat selama ini, itu yang membuat saya berfikir untuk tetap konsisten dalam menjalani hidup saya. Saya tidak ingin menjadi seorang Camper yang hanya menikmati kenyamanan saya selama ini, dan saya tidak ingin menjadi seorang Quitter yang tentunya akan merugikan saya sendiri dan membuat saya hanya berangan-angan saja sampai akhir hidup saya tanpa menemukan jati diri yang sebenarnya.
Disela-sela waktu saya menjalankan tugas profesi, saya mengisinya dengan suatu bisnis seperti yang telah saya ceritakan sedikit diatas. Yaitu suatu bisnis yang sangat berprospek untuk masa depan yang bisa dijalankan dengan online maupun offline, suatu bisnis yang mudah untuk dijalani dan suatu bisnis yang telah merubah cara setting hidup saya ke arah yang lebih baik. Oriflame with d'BC Network, ya itulah bisnis saya sekarang. 2 bulan lalu saya mencoba untuk masuk dan bergabung dalam bisnis ini. Tanpa diduga, dengan sangat sedikit kerja keras yang saya lakukan dan dengan besarnya dukungan serta kepedulian leader-leader yang telah lebih lama bergabung, bisnis ini bisa merubah cara melangkah saya. Dan apa yang saya dapat selama kurang lebih 2 bulan? sebuah penghargaan yang begitu cepat yang belum pernah saya dapat dari bisnis apapun yang pernah saya jalani sebelumnya, yaitu level 6% dengan bonus yang lumayan. Dan ini merupakan suatu prestasi yang benar-benar saya banggakan yang belum tentu saya dapat dari bisnis lain. Mungkin ini belum seberapa apabila dibandingkan dengan anggota lain yang mungkin bisa lebih besar untuk pencapaian dalam jangka waktu 2 bulan seperti saya. Tapi sayang, akhirnya saya pun menemukan kembali rasa malas dalam hidup saya. Yang lebih parah adalah saya merasa malas di tengah-tengah kesempatan saya yang nyata untuk bisa meraih kesuksesan. Yaitu di bisnis Oriflame with d'BC Network ini, kenapa?
Bulan ini saya banyak yang mendorong dan mengharapkan serta menyemangati untuk naik menjadi level 9%. Tapi sayangnya saya menolak, dan sayangnya saya sudah tidak semangat lagi mengejar level 9% di Oriflame with d'BC Network ini. Saya merasa malas untuk ini. Mengapa? Apa alasan saya, padahal saya sudah banyak yang mendukung dan hasil yang benar-benar nyata pun sudah tidak diragukan lagi. Alasannya singkat saja dari saya, "Karena saya ingin langsung mengejar naik level manager tanpa menginjak level 9%" bahkan lebih. Bukan berarti tidak ingin bertahap, tapi ada sebuah keyakinan dengan d'BC Network ini yang membuat saya tambah semangat sehingga saya begitu percaya diri untuk naik langsung mancapai level manager. Dan kesempatan itu yang harus saya manfaatkan dari bulan ke bulan. Mudah-mudahan semua menjadi kenyataan, mudah-mudahan saya bisa mencapainya di bulan ini sesuai harapan saya. Amin!
Terimakasih Oriflame, terimakasih d'BC Network, dan terimakasih juga majalahku yang sampai saat ini tidak tahu ada dimana. Saya akan selalu ingat tentang apa kata-katamu majalahku.